Nikmat Di Awal Sengsara Di Akhir !!!
Seorang Pemimpin bukanlah suatu perkara yang ringan. Terkadang karenanya
bisa menjadi jalan menuju neraka, tetapi sebaliknya menjadi jalan ke Syurga. Allah Swt memberikan
penghargaan yang tinggi kepada pemimpim-pemimpin yang adil bahkan termasuk
salah satu pemilik doa terkabul.Bonus
bagi pemimpin yang adil adalah :
“Tujuh orang yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya: (1) Seorang imam yang adil (2) Seorang pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan beribadah kepada Allah. (3) Seorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid. (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah. (6) Lelaki yang diajak seorang wanita yang cantik dan terpandang untuk berzina lantas ia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”. (5) Seorang yang menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. (6) Seorang yang berdzikir kepada Allah seorang diri hingga menetes air matanya.” [HR. Bukhari dan Muslim]
“Tujuh orang yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya: (1) Seorang imam yang adil (2) Seorang pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan beribadah kepada Allah. (3) Seorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid. (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah. (6) Lelaki yang diajak seorang wanita yang cantik dan terpandang untuk berzina lantas ia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”. (5) Seorang yang menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. (6) Seorang yang berdzikir kepada Allah seorang diri hingga menetes air matanya.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Abu Hurairah RA telah meriwayatkan, bahwa Nabi Saw bersabda :
“Tiga doa yang tidak tertolak: Doa pemimpin yang adil, orang yang puasa
hingga berbuka, dan doa orang yang dizhalimi” [HR. at Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Pemimpin harus Tegas
‘Aisyah RA berkata,”Aku tidak pernah
melihat Rasulullah SAW membalas dendam terhadap kezhaliman yang dilakukan
terhadap beliau. Hanya saja, bila sesuatu dari hukum Allah dilanggar, maka
tidak ada satupun yang dapat menghadang kemarahan beliau SAW.”
Nikmat di Awal (bisa jadi) sengsara di Akhir
Rasulullah SAW bersabda, ”Kelak,
kalian akan tergila-gila dengan kekuasaan. Padahal, kekuasaan akan membuahkan
penyesalan di hari kiamat. Nikmat di awal, sengsara di akhir.” (HR Bukhari).
Hadist tersebut merupakan nubuwat Rasulullah SAW, yang mungkin sekarang
terjadi, sekaligus teguran agar sebaiknya orang Mukmin untuk tidak mudah-mudah
bernafsu merengkuh kekuasaan. Sebab, pada umumnya kekuasaan (jika tidak amanah)
hanya akan mengakibatkan kesengsaraan, baik itu di dunia maupun akhirat.
Saat kekuasaan ada di genggaman jiwa yang hampa penuh bisikan, segala
kenikmatan seolah yang datang hanyalah wibawa, kekayaan, penghormatan, pujian,
dan sebagainya.
Namun, tatkala kekuasaan lenyap, maka lenyap pula segala kenikmatan itu, bahkan mungkin
berganti dengan kesengsaraan: dituntut di hadapan manusia atau Tuhan.
Inilah yang dimaksud Rasulullah SAW dengan ”Nikmat di awal, sengsara di
akhir.”
Namun demikian, bukan berarti kekuasaan tidak boleh didekati. Dalam hal ini, Rasulullah
SAW memberi batasan, ”Sebaik-baik
sesuatu adalah kekuasaan bagi orang yang mengambilnya dengan hak. Dan,
seburuk-buruk sesuatu adalah kekuasaan bagi orang yang mengambilnya tanpa hak,
dan itu akan membuatnya menyesal di akhirat.” (HR Thabrani).
Suatu ketika Abu Dzar
berkata kepada Rasulullah SAW, ”Wahai Rasulullah, tidakkah engkau berniat
mengangkatku?” Rasulullah SAW menjawab, ”Engkau ini lemah. Sedangkan kekuasaan
adalah amanah. Kekuasaan akan menjadi kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi
orang yang mengambilnya dengan hak dan melaksanakan kewajibannya.” (HR Muslim).
Imam Nawawi berkata, ”Ini adalah dasar hukum untuk menjauhi kekuasaan,
terutama bagi orang yang lemah, yakni orang yang tidak memiliki kecakapan dan integritas ( ‘adl ). Bila
ia mendekati kekuasaan, ia akan menyesal dan mendapat kehinaan di akhirat, atas
apa yang telah ia sia-siakan (selama memegang kekuasaan). Sedangkan bagi orang
yang cakap dan mampu menjaga integritas, maka kekuasaan itu akan menjadi ladang pahala yang
besar.”
Kekuasaan memang bisa membuat orang lalai. Siapa pun yang bersentuhan
dengannya, jika tidak kuat iman, akan menjadi lupa diri. Yang berhasil
meraihnya boleh jadi akan bertindak semena-mena.
Dan, yang tidak berhasil
meraihnya pun,
mungkin bisa menjadi ‘gila’.Mungkin, sabda Rasulullah SAW berikut perlu kita
renungkan, ”Kekuasaan, pertamanya adalah perebutan, selanjutnya adalah
penyesalan, dan akhirnya adalah siksaan akhirat, kecuali bagi orang yang mampu
menjaga integritas.” (HR Bazzar dan Thabrani).
Pemimpin yang paling baik ialah pemimpin yang ikut berbagi bersama
rakyatnya. Rakyat mendapat bagian keadilan yang sama, tidak ada yang
diistimewakan. Sehingga pihak yang merasa kuat tidak memiliki keinginan
melakukan kezhalimannya. Adapun pihak yang lemah tidak merasa putus asa mendapatkan keadilan. Dalam
sebuah kata-kata hikmah disebutkan: Pemimpin yang baik, ialah pemimpin yang
orang-orang tak bersalah merasa aman dan orang-orang yang bersalah merasa
takut. Pemimpin yang buruk, ialah pemimpin yang orang-orang tak bersalah merasa takut dan orang-orang
yang bersalah merasa aman.”
Doa untuk Pemimpin Negeri
“Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik.
Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri
mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan
tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya
Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak.
Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada
mereka, wahai Rabb
semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang
baik, di mana pun mereka berada.”
No comments:
Post a Comment