Tidaklah dua serigala lapar yang datang ke kandang domba itu lebih
dahsyat kerusakan (yang ditimbulkannya) dibandingkan cinta harta dan kemuliaan.
MENCINTAI kehormatan dan harta, serta sangat tamak dalam memperoleh keduanya, termasuk perbuatan
tercela sekali. Allah Ta’ala berfirman, “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin
menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang
baik) itu adalah bagi
orang-orang yang bertakwa.” (Al Qashash [28]: 83).
Allah Ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka
mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al Munaafiquun [63]: 9). Allah Ta’ala berfirman lagi: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah
cobaan (bagimu)… ” (At-Taghaabun [64]: 15).
Rasulullah Shallallahu `alaihi
wasallam bersabda:
“Tidaklah dua serigala lapar yang datang ke kandang domba itu lebih dahsyat kerusakan (yang
ditimbulkannya) dibandingkan cinta harta dan kemuliaan yang berada dalam agama
seorang muslim.”
Itu artinya bahwa mencintai harta dan kehormatan itu dapat merusak
agamanya secara lebih dahsyat daripada kerusakan yang ditimbulkan oleh dua serigala lapar yang datang
ke kandang kerumunan domba. Jadi barangsiapa yang begitu menginginkan
kehormatan dan harta, menuntut rumah yang mewah, dikagumi oleh orang-orang,
maka ia akan menghadapi bencana-bencana yang banyak, seperti takabur, riya’, suka
berhias dan berpura-pura, meninggalkan sikap tawadhu’ kepada orang lain, benci
ketidakpopuleran (suka popularitas), dan bencana-bencana lainnya.
Di dalam hadits diterangkan: “Sesungguhnya Allah mencintai
hamba-hamba-Nya yang bertakwa, tersembunyi (tidak populer), dan berdebu (rendah hati).”
Di dalam hadits itu diterangkan, “Mungkin saja orang yang kusut lagi
berdebu yang hanya memiliki dua kain usang dan tidak dipedulikan, kalau ia
mengajukan kebutuhannya kepada Allah (berdoa) maka (Allah) bermurah hati kepadanya (mengabulkan
do’anya).” Siapa yang sangat menginginkan harta maka ia mendapatkan
bahaya-bahaya dan ujian yang besar, kalau Allah tidak menjaga dan menolongnya
dengan rahmat-Nya.
Cinta dan tamak kepada kehormatan dan harta sangatlah tercela. Begitu juga dengan terlalu boros
dalam menggunakannya. Sementara itu, untuk mencapainya orang rela berusaha
dengan berbagai cara yang mungkin dilakukan. Tidak peduli apakah cara itu boleh
ataukah tidak. Serta mereka juga mau bersabar dalam kesibukan mencarinya daripada menyempatkan waktu
untuk beribadah dan berdzikir kepada Allah. Sebagaimana hal ini sering terjadi
pada orang-orang yang sedang diuji lagi lalai dari mengingat Allah.
Adapun orang yang berusaha mencarinya dengan niat yang benar, yaitu untuk menolong
akhiratnya, menjaga agama dan dirinya dari penindasan orang-orang yang zalim,
serta agar tidak meminta-minta kepada orang lain, menyibukkan dirinya dari
beribadah dan berzikir kepada Allah, serta bertakwa dan takut kepada-Nya, maka
semua ini boleh saja
dan tidak berdosa. Insya Allah.
Namun bagaimana pun, orang yang sedikit keinginan terhadap kehormatan dan
dunia, serta tidak terlalu mencintai keduanya, akan lebih selamat dan merupakan
tindakan yang sangat hati-hati dan lebih dekat kepada takwa. Demikianlah menurut petunjuk orang-orang
salafush-shalih.*/Syaikh
‘Abdullah bin ‘Alawi Al Hadad, dari bukunya Pancaran Iman Seorang Muslim
No comments:
Post a Comment