Sahabat majelis ilmu salaf ,Kajian kita kali ini adalah sama-sama ikhtiar
meraih kemuliaan di sisi Allah dengan istiqomah. Sebuah sunatullah bahwa
istiqomah adalah kekuatan, istiqomah itu mengundang karomah, kemuliaan para
kekasih Allah, ciri khasnya ada dua:
1. Yakin. Orang yang
istiqomah itu haqqul yakiin, Allah akan menurunkan malaikat yang buahnya adalah
derajat kekasih Allah dalam situasi apapun, sekalipun jiwa taruhannya, dia
tenang. Tenang ini tidak bisa diminta dari orang, tidak bisa dibeli. Tenang itu
milik Allah.
“Huwalladzi
andzala sakiinah fii qulubil mu’miniin,” Dialah Allah yang menurunkan sakinah di hati orang yang beriman.
Orang yang dikaruniai ketenangan, jernih dalam
segala kondisi itulah Rasulullah, para sahabat, para ulama yang benar-benar pecinta Allah. Orang yang
istiqomah akan tidak ada takutnya dan tidak sedih dengan dunia berikut isinya.
2. Mendapat Keutamaan, seperti dalam
QS Fusilat ayat 30:
“Sesungguhnya orang- orang yang mengatakan, ‘Tuhan
kami adalah Allah’ dan mereka istiqomah pada pendirian mereka maka para malaikat akan turun
kepada mereka dan mengatakan jangan merasa takut dan jangan kamu merasa sedih,
bergembiralah kamu memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
“Sesungguhnya orang yang mengatakan, Tuhan kami adalah Allah, kemudian
mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka
tiada (pula) berduka cita. Merekalah orang-orang yang mewarisi surga, kekal
didalamnya sebagai balasan apa yang sudah dilakukan.” (QS Al- Ahqof: 13-14)
Dalam salah satu hadits, salah satu sahabat pernah
bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya, Rasul ajarkan kepadaku agama Islam, ucapan yang mencakup seluruhnya
sehingga aku tidak bertanya lagi kepadamu sesudah ini.” Beliau menjawab,
“Yakinlah kepada Allah dan istiqomah.” (HR. Muslim)
Kalau orang sudah dapat keyakinan kepada Allah
kemudian dia istiqomah dalam keyakinannya, istiqomah dalam amalnya, istiqomah
dalam keikhlasannya, dapatlah dunia berikut isinya. Insya Allah derajatnya bisa
mencapai derajat kekasih
Allah.
Cara Agar Tetap
Istiqomah
1. Menjiwai syahadat, Ashadu an laa illaha
illAllah wa ashadu anna Muhammadarrosululloh. Syahadat yang bagus adalah hatinya benar-benar
tidak menuhankan apapun selain Allah. Kalau sudah bulat hati ke Allah, maka mahluk, harta, kedudukan
duniawi, popularitas tidak jadi sandaran. Makanya, setiap orang yang hatinya
masih menganggap ada selain Allah yang bisa memberi nikmat, memberi karunia,
memberikan manfaat maka amalnya ditujukan untuk sesuatu, ini sulit untuk istiqomah, karena sesuatunya
itu akan berhenti juga, bisa berhenti memperhatikan, bisa berhenti memberi, dan
sebagainya.
Berkahnya orang istiqomah itu dicintai Allah,
selain dijaga malaikat dicintai Allah. Orang yang istiqomah itu kalaupun suatu
saat Allah menahannya
dari beramal, pahalanya insya Allah dapat. Misalnya kita istiqomah sholat
jama’ah, lalu Allah menakdirkan sakit atau hujan lebat, itu pahalanya tetap
dapat. Atau kita istiqomah tiap malam tahajud, suatu saat Allah memberikan
tidur yang pulas karena
capek habis belajar, habis kerja, itu tetap dapat pahala tahajud.
2. Pelajari ibadah yang paling membuat kita nyaman dan memahami ilmunya
dengan baik. Ada orang
yang mampu menghapal Al Quran dengan baik, ada orang yang bagus tahajudnya, ada
yang bagus shaum
Senin-Kamis atau shaum Daud-nya kuat, ada yang bagus wiridnya, ada yang bagus
sedekahnya. Lakukan ibadah secara bertahap saja karena Allah juga sudah tahu
persis keterbatasan kita, yang penting kualitasnya terjaga.
3. Pelajari dalil (ibadahnya) dengan baik dan amalkan, mencontoh Rasulullah yang saat mau tidur membaca
doa, baca ayat Kursi, surat Al- Fatihah, Al- Ikhlas, Al- Falaq, An- Nas, lalu
usap ke wajah. Gunanya melakukan itupun untuk keselamatan diri. Atau menjaga
wudhu. Ini amalan para kekasih Allah, selalu menjaga diri suci. Siapa tahu nanti waktu sholat
masuk kita tidak dapat air, kalau dalam keadaan wudhu kan lebih mudah.
4. Sering membaca kisah orang-orang soleh yang inspiratif, kisah para sahabat, ulama atau orang- orang yang
memang memiliki
ketenangan. Seperti Sayid Qutub yang menjelang wafat, sikapnya tetap tenang,
jernih, wajahnya jernih walaupun dipukul, dicabuk, hanya menyebut nama Allah
ketika mau diseret ke tiang gantungan.
5. Tidak bosan bertaubat. Dengan taubat, nanti hati makin bening, makin adem, makin ajeg, makin banyak yang bisa kita
lihat dalam hidup ini. Kalau taubatnya bagus, rezeki nanti kelihatan, jalan
keluar juga kelihatan. Persoalan pasti banyak, tapi jangan takut. Tidak ada
yang harus kita takuti dengan persoalan kita, orang yang gelisah tuh pasti sebanding dengan tingkat
kecintaannya kepada duniawi.
No comments:
Post a Comment