Jika sudah terperangkap dalam kotak kecil maka hilanglah indahnya Islam, berubah menjadi agama kebencian dan gelap
BETAPA sering kita mendengar fitnah keji yang dilancarkan untuk membunuh
karakter ulama dikarenakan tidak siap dan kurang berlapang dada dalam menyikapi
perbedaan pendapat.
Lihat juga Mengeluarkan orang dari ahlus sunnah wal jama'ah
Lihat juga Mengeluarkan orang dari ahlus sunnah wal jama'ah
Di antara yang paling sering mendapatkan fitnahan itu adalah Salafush Sholeh Rahimahumullah yang
dituduh sebagai mujassim, yaitu yang berkeyakinan bahwa Allah berbentuk
jasad dan menyerupakan Allah dengan makhlukNya, karena mereka berkeyakinan
bahwa Allah berada di atas.
Salafush Sholeh Rahimahumullah dituduh mengatakan Allah duduk di Arsy. Padahal semenjak
kami belajar di Madrasah Salafush Sholeh Rahimahumullah sampai saat ini belum
pernah kami mendengar mereka mengatakan Allah duduk di Arsy, bahkan mereka
paling keras membantah keyakinan tersebut.
Sumber
permasalahannya adalah memahami Salafush Sholeh Rahimahumullah dengan sudut
pandang yang lain, bukan memahami Salafush Sholeh Rahimahumullah dengan sudut
pandang Salafush Sholeh Rahimahumullah sendiri. Ini adalah sumber masalah umat
semenjak dahulu sampai
saat ini.
Salafy memandang Asy’ari dengan sudut pandang Salafy atau sebaliknya,
tentu tidak akan pernah nyambung dan bahkan yang terjadi adalah salah faham
atau gagal faham.
Yang paling faham tentang Salafush Sholeh Rahimahumullah adalah mereka
yang belajar di
Madrasah Salafush Sholeh Rahimahumullah, bukan selain mereka.
Alhamdulillah, kami dalam hal Asma’ Wa Shifat lebih mantap dengan Akidah Salaf, namun kami sangat menghormati Akidah
Asy’ari karena kita sama, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Alhamdulillah kami juga alumni Madrasah Salafush Sholeh Rahimahumullah dan kami kenal
Salafush Sholeh Rahimahumullah sangat keras kepada kelompok mujassimah.
Tuduhan Salafush Sholeh Rahimahumullah sebagai mujassim biasa dilontarkan musuh-musuh Salafush Sholeh Rahimahumullah atau orang yang tidak
faham atau gagal faham sebagai fitnah dan pembunuhan karakter.
Keyakinan Allah di atas itu penuh dengan dalil dari Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’ Salaf, Fitrah dan Akal.
Silahkan pikniknya ditambah lagi sebelum memvonis sesat keyakinan ini karena hanya akan
menjadi bahan lelucon dan candaan yang memahami masalah ini dengan baik dan
benar. Perbanyak membaca kitab-kitab yang menjelaskan Aqidah Salafush Sholeh
Rahimahumullah dalam masalah ini yang jumlahnya amat sangat banyak agar wawasan
menjadi luas dan
tidak sempit.
Alhamdulillah kami khatam tiga kitab Ibnu Taimiyah Rahimahullah yang
menjelaskan Aqidah Salafush Sholeh Rahimahumullah tentang Asma’ Wa Shifat, yaitu; Aqidah Wasithiyyah, Fatawa Hamawiyyah dan Risalah Tadmuriyyah.
Alhamdulillah
kami khatam langsung dari Syeikhuna, Fadhilatusy Syeikh Prof
Dr Khalid bin Abdillah Al-Mushlih hafidhahullah ketika kami masih belajar di Unaizah Al-Qasim KSA. Sehingga kami kenal
betul siapa itu Salafush Sholeh Rahimahumullah.
Salafush Sholeh Rahimahumullah bukan mujassim dan justru sangat keras kepada mujassim.
Dalam memahami Asma’ dan Shifat (nama-nama dan
sifat-sifat Allah), Salafush Sholeh Rahimahumullah mempunyai metode memahami
sebagaimana adanya dengan 4 tanpa; tanpa Tahrif (tanpa
menyelewengkan dari
makna aslinya), tanpa Ta’thil (tanpa mengingkari), tanpa Takyif (tanpa mereka-reka atau membahas dan menanyakan tentang kaifiyahnya),
dan tanpa Tamtsil (tanpa menyerupakan Allah dengan makhlukNya).
Kita harus akui secara jujur bahwa masing-masing pihak (salaf dan khalaf) mempunyai 1001 alasan untuk membela pendapat
yang diyakininya. Sehingga kita harus lebih bijak dalam bersikap terutama di
media umum dengan menghindari bahasa-bahasa provokasi dan memperhalus cara
penyampaian serta lebih santun dalam menyampaikan.
Islam adalah agama yang indah dan luas selama kita tidak terperangkap
dalam kotak kecil.
Jika kita sudah terperangkap dalam kotak kecil maka hilanglah indahnya
Islam dan berubah menjadi agama kebencian dan gelap.
Pada akhirnya kita semua dalam beragama ini dihadapkan pada dua pilihan; terperangkap
dan terkurung dalam kotak kecil, dan keluar dari kotak kecil menuju luasnya
Islam.
Saya sendiri pernah terperangkap dalam kotak kecil dan alhamdulillah
kemudian Allah sadarkan dan selamatkan saya sehingga saya sudah putuskan untuk keluar dari kotak
kecil tersebut, dan sekarang lebih lapang dada menyikapi perbedaan, fokus maju
ke depan dan tidak akan mundur lagi ke belakang.
Siapa saja yang berada dalam kotak kecil itu beranggapan bahwa kebenaran
mutlak hanyak milik
kelompoknya saja, sedangkan yang selainnya adalah tersesat, berbahaya dan
manusia harus diselamatkan darinya.
Siapa saja yang berada dalam kotak kecil itu selalu berprasangka buruk
dan berpandangan buruk terhadap siapa saja yang dianggap berbeda dengannya dan yang
pasti dianggap sebagai orang-orang tersesat dan menyesatkan serta berbahaya
bagi Islam dan kaum muslimin.
Kotak kecil itu adalah siapa saja yang kerjaannya dan misinya menanamkan
kebencian dan menuduh sesat sesama Ahlus Sunnah Wal Jamaah, menjatuhkan, menghancurkan dan pembunuhan karakter siapa saja yang
dianggap beda dengannya karena tidak siap untuk berbeda dan tidak lapang dada
menyikapi perbedaan padahal terhadap saudaranya sendiri sesama Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Di antara nasehat emas dan bahkan mutiara dari Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah
adalah:
“Mengeluarkan orang dari Sunnah itu adalah berat”.
[Diriwatkan oleh Abu Bakar bin Al-Khallal rahimahullah dengan sanad
shahih dalam As-Sunnah 1/373, nomer 513]
Maksudnya, jangan mudah menuduh seseorang telah keluar dari Sunnah dan
bahkan menuduhnya sebagai ahli bid’ah jika orang tersebut masih meyakini
prinsip-prinsip Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Ingat, menuduh dan bahkan memvonis sesat itu adalah perkara besar dan dahsyat!
Sudah siapkah kita untuk bertanggung jawab di hadapan Allah atas tuduhan
tersebut?
Sesama orang Islam itu seharusnya rukun dan damai, karena antara
perbedaan dan persamaan diantara kelompok Islam itu lebih banyak samanya
daripada bedanya.
Berikut ini
permasalahan prinsip yang kita semua sama di dalamnya:
Tuhannya sama, Allah. Nabinya sama, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala
Alihi Wa Sallam. Kiblatnya sama, Ka’bah kitabnya sama, Al-Qur’an. Rukun
Islamnya sama, ada lima; Dua Kalimat Syahadat, shalat, zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah
bagi yang mampu.
Rukun imannya sama, ada enam; Iman kepada Allah, malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan takdir.
Pemahaman tentang definisi keimanan juga sama, yaitu mengimani semua yang wajib diimani
dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman
bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan
kedurhakaan kepada Allah.
Sahabat Nabinya sama, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali dan semua sahabat lainnya,
Radhiyallahu ‘Anhum.
Imam madzhabnya sama, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad bin
Hanbal Rahimahumullah.
Kitab haditsnya sama, Bukhari, Muslim, dll. Dan persamaan-persamaan
lainnya..
Perbedaan yang ada itu kebanyakan bukan dalam hal yang prinsip, tapi sayang kadang di paksakan
untuk menjadi seakan hal itu adalah permasalahan yang prinsip.
Banyak membaca dan terus belajar akan membuka wawasan, juga jangan lupa
banyak berdoa memohon petunjuk kepada Allah.
Harapan saya sederhana saja, jangan mudah vonis sesat terhadap sesama muslim. Masihkah Anda memilih
untuk tetap berada dalam kotak kecil?
Mari kita fokus mencari titik temu diantara kita demi menjaga ukhuwah dan
bukan fokus kepada mencari titik beda atau pembunuhan karakter yang berdampak rusaknya ukhuwah.
Semoga bermanfaat.*
Disusun di pesawat Etihad dalam perjalanan Jakarta Abu Dhabi UEA, Kamis
malam Jum’at 01 Jumadal Ula 1439 (18 Januari 2018)
Dari Hamba Allah yang selalu berharap terjalinnya ukhuwah Islamiyyah @AbdullahHadrami
No comments:
Post a Comment