Mujahadah(Perang terhadap nafsu/jiwa)
![]() |
Mujahadah adalah suatu keperluan |
Yaitu hendaknya seorang muslim mengetahui bahwa musuh bebuyutannya adalah
nafsu(diri)nya sendiri.Nafsu menurut tabi’atnya selslu condong kepada keburukan,dan lari kebaikan
serta senan-tiasa menyuruh kepada kejelekan .Allah Subhanawata’ala berfirman tentang hambanya ,
‘’Dan aku tidak membebaskan diriku( dari kesalahan),karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kebaikan.’’(Yusuf: 53)
Nafsu jiwa menyukai santai dan leha-leha dan menganggur larut bersama
hawa nafsu,dilalaikan oleh keninginan sementara meskipun didalamnya terdapat
kesengsaraannya
Apabaila seorang muslim mengetahui hal ini,niscaya dia akan menyiapkan dirinya kemudian
mengumumkan peperangan terhadapanya,mengangkat senjata untuk
memeranginya,bercita-citaa tetap untuk melawan kebodohannya dan memerangi
syahwatnya.
Apabila nafsu itu menyukai leha-leha,maka dia membuatnya lelah(menmgalihkannya ke aktivitas
yang positif,Ed.T). Apabila nafsu itu menginginkan syahwatnya,maka dia menghalanginya. Apabila
ia teledor dalam menjalankan ketaatan atau kebaikan ,maka dia menghukum dan mencelanya,kemudian
memerintahkannya untuk mengerjakan apa yang telah diteledorlannya lalu
mengqadha’ apa yang telah luput atau
hilang darinya.Dia
menerapkan pendidikan ini kepada dirinya sehingga jiwanya menjadi tenang,bersih
dan baik. Inilah tujuan mujahadah nafs (perang terhadap nafsu atau jiwa) .Firman Allah subhannawata’ala :
‘’Dan orang-orang yang berjihad untuk(mencari keridhaan) kami,benar-benar
akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami.Dan sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang berbuat baik.” (AL-Ankabut :69)
Seorang muslim ketika memerangi nafsu(jiwanya) di jalan Allah agar
jiwanya itu baik,bersih,suci,tentram dan layak menjadi
pemilik kemuliaan Allah Subhannawata’ala dan Keridhaannya –Mengetahui bahwa hal itu merupakan kebiasaan orang-orang
yang beriman dengan sebnearnya,maka dia akan mengikuti jalan mereka dan
menelusuri jejak mereka . Rasulullah salallahu alaihi wassalam melakukan shalat
malam sehingga kedua telapak kaki beliau membengkak.beliau pernah ditanya mengapa melakukan seperti itu,
maka beliau bersabda :
‘’Tidak senangkah aku menjadi hamba yang bersyukur?”
(HR.al-Bukhori)
Perjuangan macam apa yang lebih besar daripada perjuangan ini,demi Allah
(tidak ada),Ali pernah bercerita tentang para sahabat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasalam ,beliau berkata ,”Demi Allah aku melihat para sahabat Muhammad dan tidak ada satupun yang menyamai mereka ,pada pagi harinya
mereka dalam keadaan kusut,berdebu dan
kekuning-kuningan(pucat pasi);sungguh mereka
telah menghidupkan
malam hari dengan sujud dan sholat,membaca kitab Allah denganberganti-ganti
mengistirahtakan antara kaki mereka dengan dahi-dahi mereka.”Apabila disebutkan nama Allah Subhanahu wata’ala ,mereka bergoyang laksana bergoyangnya
pepohonan di hari yang berangin dan air mata mereka menetes sehingg
membasahi baju mereka.
Abu ad-Darda radiallahu’anhuma berkata ,’’Seandainya kalau bukankarena tiga perkara, maka saya tidak ingin hidup meskipun sehari: Dahaga untuk Allah pada siang hari yang panas(maksudnya
puasa),sujud kepada Allah pada tenga malam dan duduk-duduk dengan suatu kaum
yang memilih perkataan yang paling baik sebagaimana memilih bah yang paling baik.
Umar bin
Al-khaththab radiallahu’anhuma mencaci
dirinya karena ketinggalan shalat ashar secara berjamaah,lalu bersedekah
dengan sebidang tanah seharga dua ratus
dirhma karenanya. Abdullah bin umar Radiallahu’anhuma ketika beliau ketinggalan suatu shalat asahar secara berjamaah ,maka beliau menghidupkan
malam harinya (dengan shalat malam) semalam suntuk;pada suatu hari beliau ketinggalan Shalat maghrib
sehingg terbitlah bintang lalu beliau memerdekakan dua budak sahaya.
Sumber : Kitab Minhajul Muslim
No comments:
Post a Comment