Monday, 4 December 2017

Buah Yang Baik Dari Keadilan




Buah Yang Baik Dari Keadilan



Buah keadilan  didalam hukum adalah menyebarnya ketenangan didalam jiwa segenap umat. Diriwayatkan ,bahwa seorang kaisar  mengutus seorang duta untuk menemui Umar bin al-Khaththab untuk meneliti keadaan beliau dan menyaksikan tindak-tanduknya.Ketika memasuki  ibu kota ,duta itu bertanya tentang beliau ,Dimana raja kalian?,Mereka menjawab,kami tidak punya raja,kami hanya mempunyai pemimpin (amir),sekarang sedang berada diluar kota madinah.Duta itu keluar lagi mencari Amirul Mukmini Umar ,kemudian ditemukannya tertidur dipasir berbantal tongkat kecilnya  yang selalu beliau gunakan untuk mencegah kemungkaran,ketika ia melihat beliau dalam keadaan demikian,maka tertegunlah dia ,tunduk dalam hatinya sambil berkata,Seorang toko yang segenap raja tidak ada yang merasa tenang dari kewibawaannya,ternyata hanya begini keadaannya.Namun engkau wahai Umar telah bertindak adil ,sehingga bisa tidur nyenyak,sedang raja-raja kami berlaku serong,sehingga tidak aneh jika mereka selalu bangun malam karena ketakutan.


Adapun sikap pertengahan lebih umum dari keadilan,ia mencakup setiap aspek kehidupan seorang muslim. Itidal atau pertengahan adalah jalan tengah antara berlebihan dan kurang ,dua yang terakhir ini adalah akhlak yang tercela.Maka  pertengahan(itidal) di dalam beribadah adalah melaksanakannya tanpa berlebihan (ghuluw) dan tidak juga kurang(menyepelekan dan keterlaluan).
Peretengahan dalam berinfak dengan baik adalah diantara dua kutub,yaitu tidak terlalu boros dan terlalu kikir ,akan tetapi pertengahan diantara boros dan terlalu hemat. Allah Subhanahu wataala berfirman:
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),mereka tidak berlebih-lebihan,dan tidak pula (kikir),dan adalah (pembelanjaan) itu di tengah-tengah antara yang demikian. (QS AL-Furqan :67)



Begitu pula dalam berpakaian ,mengenakan antara yang anggun dan(penuh) kebanggaan dengan pakaian kasar dan tambalan. Didalam berjalan pertengahan antara sombong dan bangga dengan kemiskinan dan kehinaan. Seorang muslim didalam setiap aspek harus selalu bersikap pertengahan,tidak berlebihan maupun kekurangan.

Keseimbangan adalah saudara istiqamah. Ia merupakan keutamaan yang paling mulia dan akhlak yang paling tinggi karea istiqamah menegakkan pelakunya pada ketentuan syariat Allah ,tanpa melampaui ketentuan itu,bahkan sikap menunaikan kewajiban,tidak lengah sedikitpun didalam menunaikannya,tidak pula melalaikan sedikit pun dari bagiannya,yang diamlakannya adalah al-iffah mencukupkan diri pada yang dihalalkan baginya dan menjauhi yang diharamkan atasnya.
Cukuplah bagi pelaku istiqamah sebuah kemuliaan dan kebanggaan dalam firman Allah Subhanahu wataala:
 Dan bahwasannya,jikalau mereka  tetap berjalan lurus diatas jalan itu(agama Islam),benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar(rizki yang banyak).( QS Al-jin:16)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan,Rabb kami ialah Allah,kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.Mereka itulah penghuni penghuni surga ,mereka kekal didalamnya;sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.(QS AL-Ahqaf:13-14)


No comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

sigma2

Comments system

[blogger][disqus][facebook]