Paham Islam Liberal
Penghancur Moral Umat
Alhamdulillah, shalawat dan salam smeoga
senantiasa dilimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Peranan akhlaq Mulia Dalam Kehidupan Umat Islam:
Tidak diragukan bahwa diantara faktor utama
keberhasilan dakwah Nabi r dan juga dakwah-dakwah ulama’ ahlli waris beliau
ialah akhlaqul karimah mereka.
]فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ
كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ
وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ
اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ[ آل عمران 159
“Maka disebabkan rahmat
dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Ali Imran 159
Betapa dahsyatnya daya pikat akhlaqul karimah,
sampaipun kebencian musuh bebuyutanpun terhadap anda dapat luluh sehingga ia
berubah menjadi pembela
setia.
] وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ
كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ[ فصلت 34
“Dan tidaklah sama kebaikan
dan kejahatan.Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu
dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat
setia.” Fusshilat 34
Benar, demikianlah faktanya, Rasulullah r mendapat
karunia dari Allah berupa akhlaqul karimah. Begitu luhur budi pekerti beliau,,
sampai-sampai Allah Ta’ala mengabadikan persaksian-Nya tentang keluhuran akhlaq
beliau dalam Al Qur’an Al Karim:
]وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ [ القلم 4
Dan sesungguhnya kamu
benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Al Qalam 4
Saya yakin saudaraku sekalian telah mengetahui ini. Hanya saja, tahukah anda
, apa sejatinya akhlaq beliau? Pernahkah saudara mencari tahu, seperti apa
sejatinya akhlaq beliau?
Saudaraku! Dahulu Sa’ad bin Hisyam bin ‘Amir,
begitu penasaran ingin mengetahui apa sejatinya akhlaq Nabi r. Untuk mengobati rasa
penasarannya, beliau menjumpai ‘Aisyah radhiallahu ‘anha istri Nabi r. Beliau bertanya:
Wahai Ummul Mukminin!
Ceritakanlah kepadaku tentang akhlaq Rasulullah r. Mendapat pertanyaan semacam ini, ‘Aisyah radhiallahu
‘anha memberikan
jawaban yang begitu sempurna, dan benar-benar mengambarkan akhlaq Nabi r.
‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:
كَان خُلُقُه القُرآن يَرضى لِرضاه ويَسخَطُ لسخطه.
“akhlaq beliau adalah Al
Qur’an. Beliau ridha dengan segala yang diridhai dalam Al Qur’an dan murka kepada segala sesuatu
yang dimurkai Al Qur’an.”. Riwayat Ahmad,
Abu Dawud, Abu Ubaid dan lainnya.
Pada kesempatan lain, Nabi r menegaskan bahwa
akhlaqul karimah adalah inti dari misi dan risalah yang beliau emban:
(ِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ)
“Sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlaq yang terpuji.” Riwayat Ahmad dan Al Hakim.
Sudah sewajarnya bila Allah Ta’ala menyiapkan
pahala dan balasan begitu besar bagi anda bila anda berhasil memiliki akhlaqul
karimah. Anda
penasaran ingin tahu, seberapa besar pahala yang dijanjikan kepada anda?
Simaklah penjelasan Rasulullah r berikut:
(أَكْثَرُ مَا يَلِجُ بِهِ الإِنْسَانُ الْجَنَّةَ
تَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَحُسْنُ الْخُلُقِ). رواه أحمد والترمذي
“Hal yang paling banyak menghantarkan
orang ke dalam surga ialah ketakwaan kepada Allah Azza wa Jalla dan akhlaq
mulia.” Riwayat Ahmad dan At
Tirmizy
Pada hadits lain, Nabi r juga menjelaskan bahwa
akhlaqul karimah adalah amalan yang paling besar pahalanya. Timbangan amalan anda akan menjadi
berat bila akhlaqul karimah termasuk salah satu amalan anda semasa hidup di
dunia.
(مَا مِنْ شَىْءٍ أَثْقَلُ فِى الْمِيزَانِ مِنْ
حُسْنِ الْخُلُقِ) رواه أحمد وأبو داود وغيره
“Tiada sesuatu amalan yang
lebih berat timbangannya dibandingkan dengan akhlaq yang terpuji.” Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan lainnya.
Saudaraku! Ini adalah pahala di akhirat, dan tidak
perlu kawatir dengan pahala di dunia. Dengan akhlaqul karimah anda menjadi
orang yang paling mulia dan terhormat, walaupun anda bukan keturunan darah biru dan tidak memiliki
harta kekayan atau jabatan.
(إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقًا) متفق
عليه
Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling akhlaqnya.” Muttafaqun ‘alaih.
Saudaraku! Saya yakin anda semua terpanggil untuk
menjadi orang tersebut. Orang termulia, terhormat di dunia dan kelak di akhirat
paling cepat masuk surga. Akan tetapi tahukah anda, bagaimana caranya
mengaplikasikan akhlaq mulia?
Temukan jawabannya pada penjelasan Al Munawi berikut ini: “Akhlak terpuji ialah mengamalkan kebajikan, dan
menjauhi segala perilaku hina. Yang demikian itu dikarenakan akhlak terpuji
mendorong anda untuk menjauhkan diri dari dosa, tindak memalukan, dan menghiasi
diri dengan perangai
terpuji. Bila demikian adanya, anda pasti berbuat jujur, berperangai lembut,
rajn beribadah kepda Ar Rahman (Allah) dan bergaul dengan cara-cara yang baik
pula. Sebagaimana andapun pastilah senantiasa bermanis muka, menyambung
silaturrahmi, dermawan, pemberani dan perangai terpuji lainnya.” (Faidhul Qadir 2/670).
Anda bisa bayangkan: Betapa damai dan indahnya
rumah tangga anda bila seluruh anggota keluarga anda sebagaimana yang
digambarkan oleh Al Munawi di atas. Dan betapa makmurnya negri kita bila seluruh komponen masyarakat kita
mewujudkan gambaran Al Munawi yang begitu sejuk dan indah. Dahulu sebagian
orang bijak menyatakan:
وَإِنَّمَا الأُمَمُ الأَخْلاَقُ مَا
بَقِيَتْ # فَإِنْ هُمُ ذَهَبَتْ
أَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوا
Sejatinya kejayaan suatu
masyarakat tercermin
pada akhlaqnya
bila akhlaq mereka telah pudar, niscaya kejayaan merekapun sirna.
Saya kira anda tidak meragukan kebenaran hal ini.
Bukankah demikian saudaraku?
Islam Liberal Membuka Lebar Dua Pintu Kerusakan Moral.
Sangat mengherankan bila pada saat ini sebagian
orang yang mengaku sebagai umat Islam berusaha mengikis habis akhlaq mulia
umatnya.
Coba anda simak ucapan berikut ini: “Misalnya, perlindungan akal diwujudkan dalam
bentuk pelarangan minuman keras (khamar). Jadi, haramnya khamar itu bersifat sekunder dan
kontekstual. Karena itu, vodka di Rusia bisa jadi dihalalkan, karena situasi di
daerah itu sangat dingin.” ([1])
Saya yakin, bila anda renungkan ucapan ini,
niscaya segera terbetik dalam pikiran anda satu pertanya: bila demikian adanya,
bagaimana halnya bila saya tinggal di pegunungan, atau sedang mendaki gunung?
Apa dibolehkan juga untuk minum arak, atau minuman memabukkan lainnya, guna menghangatkan badan?
Dan berapa batasan dingin yang menjadikan vodka
atau khamer menjadi halal?
Simak pula ucapan berikut ini: “Jilbab intinya adalah mengenakan pakaian yang
memenuhi standar kepantasan umum (public decency). Kepantasan umum tentu sifatnya
fleksibel dan berkembang sesuai perkembangan kebudayaan manusia. Begitu
seterusnya.”([2]) Bila standar pakaian Islami adalah kepantasan umum, maka apakah
muslimah yang pergi ke Kute, atau tempat-tempat rekreasi lainnya di pulau Bali
dibenarkan untuk mengenakan pakaian layaknya yang dikenakan oleh turis yang
berkunjung ke sana? Bagaimana pula halnya dengan kaum muslimat yang hobi
berenang, mungkinkah
mereka dibolehkan untuk berbikini ria? Dan bagaimana pula halnya dengan kaum
muslimin yang tinggal di negri-negri kafir?
Ketahuilah saudaraku, sejatinya pola pikir ini
jauh-jauh hari telah didengungkan oleh nenek moyang setiap para penganut islam
liberal, yaitu Abu
Jahal dan orang yang serupa dengannya.
]وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءهُمْ لَفَسَدَتِ
السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ
عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ[
Tidak heran bila para penganut islam liberal
begitu berang dengan
undang-undang pornografi dan porno aksi.
Mungkin anda bertanya: untuk mengetahui
jawabannya, ada baiknya bila kita merenungkan dua hadits berikut:
1.
Hadits pertama:
(الخَمْرُ أُمُّ الخَبَائِثِ) رواه الطبراني وغيره
“Khamer adalah induk segala
perbuatan keji.” Riwayat At Thabrani
2.
Hadits kedua :
(مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى
الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ) متفق عليه
“Sepeninggalku, tidaklah
ada godaan yang paling berbahaya atas kaum lelaki dibanding godaan wanita.” Muttafaqun ‘alaih.
Tidak diragukan lagi bila kedua hal ini, khamer
dan godaan wanita telah menguasai jiwa seseorang, niscaya kebinasaanlah yang
menimpanya. Dan bila kedua hal ini telah merejalela di suatu masyarakat,
niscaya masa depannya
luluh lantah.
Mungkin karena merasa doktrin di atas, kurang
manjur, sehingga para penganut islam liberal membuat perangkap mematikan
lainnya. Perangkap keji itu diungkapkan oleh salah seorang dari mereka dengan
ucapannya: “Islam sebetulnya lebih tepat disebut sebagai
sebuah “proses” yang tak pernah selesai, ketimbang sebuah “lembaga agama” yang
sudah mati, baku, jumud, dan mengukung kebebasan. Ayat : “inna al dina ‘inda
allah al Islam (QS 3:19), lebih tepat diterjemahkan sebagai: “Sesungguhnya jalan religiusitas yang
benar adalah proses yang tak
pernah selesai menuju ketundukan (kepada Yang Maha Benar).”([3])
Dan simak pula hasil akhir yang diharapkan oleh para pejuang liberalisme
yang tergambar pada ucapan berikut: “Islam harus diperlakukan sebagai organisme atau makhluq hidup, bukan
sebagai pahatan mati yang dimonopoli oleh ulama pada abad ke-9 M saja. Sebagai
organisme, maka Islam harus berkembang
sesuai perjalanan
kedewasaan umat manusia,”([4]) sedangkan Islam yang diajarkan dan diterapkan oleh Rasulullah e bersama
sahabatnya adalah Islam historis, partikular,
kontekstual, dan itu adalah salah satu kemungkinan bagi penerjemahan di muka
bumi terhadap agama Islam yang bersifat universal, oleh karena itu ia mengatakan: “Umat Islam tidak sebaiknya mandek dengan melihat
contoh di Madinah saja, sebab kehidupan manusia terus bergerak menuju perbaikan dan penyempurnaan.”([5])
Luar biasa, para pejuang liberal menganggap
teladan Nabi r telah usang dan kadaluwarsa, sehingga harus diganti dengan teladan baru yang
lebih segar menurut mereka.
Saudaraku! Tidak perlu anda terlalu hanyut dalam
keheranan dengan pemahaman aneh yang diperjuahkan oleh para penganut Islam
liberal. Jauh-jauh hari, Nabi r telah mengabarkan tentang keberadaan orang-orang yang semacam ini.
Beliau r bersabda:
(لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ
يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ ،
وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ
لَهُمْ ، يَأْتِيهِمْ – يَعْنِى الْفَقِيرَ – لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا . فَيُبَيِّتُهُمُ
اللَّهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ ، وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى
يَوْمِ الْقِيَامَةِ) رواه البخاري
“Akan ada dari umatku yang
menghalalkan perzinaan, sutra (untuk kaum lelaki), khamer dan alat-alat musik. Sungguh akan ada
sebagian orang yang bertempat tinggal di sisi gunung tinggi, hewan ternak
mereka selalau kembali ke rumah mereka pada petang hari. Pada suatu hari
datanglah seorang fakir yang terhimpit oleh kebutuhan, akan tetapi pemilik rumah
tersebut berkata: Hendaknya besok saja engkau datang kemari. Selanjutnya pada
malam hari, Allah menimpakan azab kepada pemilik rumah itu, dan menjatuhkan
gunung tersebut atas mereka. Sedangkan yang selamat dari mereka telah dirubah wujudnya menjadi kera dan
babi hingga hari qiyamat.” Riwayat Al Bukhari
Seluruh Agama Benar Menurut
Islam Liberal.
Diantara isu utama yang diusung oleh para pejuang
Islam Liberal ialah kesamaan agama. Sebagaimana yang ditegaskan pada ucapan
berikut:
“Dengan tanpa rasa sungkan
dan kikuk, saya mengatakan: semua agama adalah tepat berada pada jalan seperti
ini, jalan panjang menuju Yang Maha Benar. Semua agama, dengan demikian, adalah
benar, dengan variasi, tingkat dan kadar kedalaman yang berbeda-beda dalam menghayati jalan
religiusitas itu. Semua agama ada dalam
keluarga besar yang sama, yaitu keluarga pencinta jalan menuju kebenaran yang
tak pernah ada ujungnya“.([6])
Di lain kesempatan ia berkata: “Setiap doktrin yang hendak membentuk tembok
antara “kami” dan “mereka” antara hizb Allah (golongan Allah) dan hizb syaithan
(golongan setan) dengan penafsiran yang sempit atas dua kata itu, antara
“Barat” dan “Islam”; doktrin demikian adalah penyakit sosial yang akan
menghancurkan nilai dasar Islam itu sendiri, nilai tentang kesederajatan umat
manusia, nilai tentang manusia sebagai warga dunia yang satu.”([7])
Tokoh liberal lain dengan tegas menyatakan: Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa
semua agama itu pada hakikatnya sama, dan hanya penampilannya saja yang
berbeda-beda. Tapi secara keseluruhan, bangunan agama itu nampak sama atau serupa,
atau dapat diabsraksikan menjadi sesuatu yang sama.([8])
Sebagai umat islam, saya yakin anda tidak
meragukan akan kesesatan paham ini. Karenanya, saya tidak perlu untuk berpanjang lebar mematahkan
argumen dan dalil-dalil yang mereka gunakan. Hanya saja pada kesempatan ini
saya merasa perlu untuk mengajukan pertanyaan kepada para penganut islam
liberal. Semoga pertanyaan ini mendapatkan jawaban yang jujur:
1.
Bila semua agama sama,
mengapa para penganut islam liberal tetap menamakan diri sebagai umat Islam,
dan tidak berganti agama? Terlebih-lebih mereka beranggapan bahwa agama Yahudi
dan nasrani lebih berpengalaman dan dewasa dibanding agama Islam. Salah seorang tokoh
liberal berkata:
“Jadi, Islam bukan yang
paling benar. Pemahaman serupa, terjadi di Kristen selama berabad-abad. Tidak
ada jalan keselamatan di luar gereja. Baru pada 1965 masehi, Gereja katolik di
Vatikan merevisi paham ini. Sedangkan Islam yang berusia 1,423 tahun dari hijrah nabi, belum
memiliki kedewasaan yang sama seperti Katolik.”([9])
2.
Apakah anggapan bahwa semua
agama itu benar mencakup berbagai aliran yang ada di tengah-tengah masyarakat? Sehingga mencakup
pemahaman islam darmogandul, ahmadiyah dan lain sebagainya? Bila iya, maka
apakah mereka rela bila ada orang yanghendak menerapkan agama darmogandul dan
gatoloco terhadap keluarga mereka? Dan bila tidak, maka ini bukti bahwa paham liberal pilih kasih dan tidak
memiliki standar yang baku.
3.
Bagaimana pula sikap
penganut agama islam liberal dalam menghadapi orang yang berseberangan dengan
mereka? Bukankah diantara doktrin utama islam liberal adalah: “Yang berhak menghakimi dan menyalahkan
hanyalah Allah”? Bila doktrin liberal ini diterapkan, saya yakin yang terjadi
adalah hukum rimba, masing-masing berbuat sesuka hatinya, selaras dengan
keyakinan dan fase “proses perjalanan menuju kepada ketundukan (kepada Yang Maha
Benar) yang berhasil ia capai?
4.
Diantara prinsip agama
Islam adalah manusia diciptakan langsung oleh Allah Ta’ala, bukan melalui
proses evolusi alami sebagaimana yang diajarkan dalam paham Darwin. Apakah
paham liberal juga dapat menerima paham evolusi bahwa manusia berevolusi ke makhluq lain?
Terlebih-lebih dalam ajaran sebagian agama di anut paham “reinkarnasi”. Menurut
mereka, manusia bisa bereinkarnasi menjadi makhluk berderajat rendah seperti
hewan, dan sebaliknya hewan mampu bereinkarnasi menjadi manusia setelah mengalami kehidupan
sebagai hewan selama ratusan, bahkan ribuan tahun. Mungkinkah, paham islam
liberal juga menerima idiologi ini? atau mungkin pula mereka sedang berusaha
membuktikan tingkat kebenaran idiologi ini, sehingga walaupun mereka masih berwujud manusia, akan
tetapi akal pikirannya telah berubah menjadi akal pikiran makhluk lain, kera
atau babi atau yang serupa? Andai Charles Darwin hidup di zaman sekarang,
mungkin ia akan menjadikan para penganut paham liberal sebagai bukti nyata dari mata
rantai ovolusinya “manusia berubah menjadi makhluk lain”.
Penutup.
Apa yang saya uraikan pada tulisan sederhana ini
hanyalah upaya sederhana untuk meluruskan pemahaman kita tentang agama yag kita
cintai ini. Saya percaya bahwa anda semua merasa terhinakan dengan ulah dan pernyataan-pernyataan para
penganut islam liberal. Betapa tidak, anda yang hanya takut kepada Allah,
disamakan dengan penakut yang takut dari segala sesuatu, pepohonan, bebatuan,
bahkan dari tikus sekalipun. Bangkit dan belalah harga diri anda. Wallahu Ta’ala a’alam bisshawab.
No comments:
Post a Comment