Sunday, 23 July 2017

Beriman kepada hari kemudian

Beriman kepada hari kemudian








Seorang muslim beriman bahwasannhya kehidupan dunia ini mempunyai sat-saat dimana ia akan dan mempunyai hari akhir yang tiada hari sesudahnya,lalu datang kemudian kehidupan berikutnya untuk kehidupan akhirat.Pada saat itu Allah mem bangkitkan kembali segenap makhluk dan menghiumpun mereka semua untuk diadakan perhitungan (hisab) dimana orang-orang yang shaleh diberi balasan kenikmatan abadi didalam surga ,sedangkan orang yang durhaka(penuh dosa) diganjar dengan azab dan siksaan menghinakan didalam neraka.

Ia juga beriman bahwasannya Hari Akhirat ini didahului oleh tanda-tanda kiamat,seperti munculnya Dajjal,YA’JUJ,dan Ma’juj turunnya Nabi Isa dari langit,keluarnya binatang melata(yamg dapat berbicara),terbitnya matahari dari tempat terbenamnyha (sebelah barat) dan tanda-tanda lainnya. Kemudian sangkakala(terompet raksasa)ditiup satu kali untuk  kematian dan kebinasaan,lalu tiupan berikutnya untuk kebangkitan dan hidup kembali serta menghadap kepada Rabbul ‘izzati Allah Subhanahu wata’ala. Kemudian penyerahan kitab-kitab catatan amal masing-masing. Maka ada yang menerima kitrab catatan amalanya dengan tangan kanannya dan ada pula yang mengambil dengan tangan kirinya.

Setelah itu disediakan mizan(timbangan amal) dan perhitungan amal(hisab) pun dialaksanakan,lalu jembatan terbentang diatas neraka menuju surga ,dipancangkan hingga berakhirnya proses agung tersebut dengan menetapnya semua penghuni surga disurga dan penghuni neraka di neraka. Iman yang demikian itu diyakini karena ada dalil-dalil ‘aqli dan naqli berikut ini :
Dalil-dalil Naqli.
1.Adanya berita dari Allah tentang hal tersebut sebagaimana firmannya,
“Semua yang ada  dibumi itu akan binasa .Dan tetap kekal wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Ar-rahman:26-27).

Dan firmannya,
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu(Muhammad),Maka jikalau kamu mati ,apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan(yang sebenar-benarnya).Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.”(Al-Anbiya:34-35).

Dan firmannya,

“Orang-orang yang kafir mengatakan ,bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.’Tidak demikian’demi Rabbku,benar-benar kamu akan dibangkitkan,kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’Yang demikian itu muda bagi Allah.”(At-Tagha-bun :7)


Bersambung di postingan selanjutnya

Saturday, 22 July 2017

Imam At-tirmidzi (Ustadz Adi Hidayat Lc,MA)



Imam At-tirmidzi (Ustadz Adi Hidayat Lc,MA)




Imam At-tirmidzi nama aslinya Muhammad, Tinggal dari tirmidz disebut At-tirmidzi lahir 209 Hijriah.
Ini ulama besar,hafal Qur’an,hafal hadits dan banyak menulis kitab hadits,Amalan luar biasa,Tahajud setiap malam,Puasa masya Allah banyak ditunaikan,tapi diakhir hidupnya itu sempat menangis sampai buta matanya. Ketika ditanya kenapa ? Kata imam At-tirmidzi “saya takut ketika diwafatkan oleh Allah belum cukup bekal saya untuk pulang”

Anda bisa tidak bayangkan ada ulama besar,hafal Qur’an,hafal hadits dan banya menulis kitab hadits,menulis kitab,banyak amalnya,masih sempat menangis di ujung hidupnya karena takut ketika meninggal dunia bekalnya kurang.

Ada orang bukan imam besar,jadi makmum saja jarang,jarang tahajud tiap malam,belum hafal Qur’an,belum tau hadits,merasa aman dengan hidupnya??????
“Dimana saja kamu berada kematian akan mendaptkan kamu kendati kamu dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”(An-nisa:78 )



Yaumul Hisab ( Ustadz Abu zubair Lc)



Yaumul Hisab ( Ustadz Abu zubair Lc)





Didekatkan matahari itu dihari kiamat kepada para makhluk, Manusia sesuai kadar amalnya dalam berkeringat semuanya bercucuran.
Ada yang keringatnya itu sampai kedua mata kaki keringatnya sampai disitu menggenanginya.
Ada lagi keringat yang menggenanginya sampai ke lututnya,sampai kepinggangnya dan ada lagi orang-orang yang ditenggelamkan oleh keringatnya.
Renungkanlah wahai saudaraku....
Bayangkan ketika manusia dikumpulkan di yaumul mashyar itu, dari adam sampai manusia yang terakhir dalam kondisi tanpa sehelai benang tanpa alas kaki,tanpa di khitan.

Semua ketakutan sibuk dengan urusannya lalu turun Malaikat, dibentangkan kitab catatan amalan-amalan hamba-hamba, lalu ditegakkan Timbangan,dibentangkan titian diatas perut jahannam



Friday, 21 July 2017

MUJAHADAH

                                                  Mujahadah(Perang terhadap nafsu/jiwa)



Mujahadah adalah suatu keperluan












Yaitu hendaknya seorang muslim mengetahui bahwa musuh bebuyutannya adalah nafsu(diri)nya sendiri.Nafsu menurut tabi’atnya selslu condong kepada keburukan,dan lari  kebaikan serta senan-tiasa menyuruh kepada kejelekan .Allah Subhanawata’ala berfirman tentang hambanya ,

‘’Dan aku tidak membebaskan diriku( dari kesalahan),karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kebaikan.’’(Yusuf: 53)

Nafsu jiwa menyukai santai dan leha-leha dan menganggur larut bersama hawa nafsu,dilalaikan oleh keninginan sementara meskipun didalamnya terdapat kesengsaraannya
Apabaila seorang muslim mengetahui hal ini,niscaya dia akan menyiapkan dirinya kemudian mengumumkan peperangan terhadapanya,mengangkat senjata untuk memeranginya,bercita-citaa tetap untuk melawan kebodohannya dan memerangi syahwatnya.

Apabila nafsu itu menyukai leha-leha,maka dia membuatnya lelah(menmgalihkannya ke aktivitas yang positif,Ed.T). Apabila nafsu itu menginginkan syahwatnya,maka dia menghalanginya. Apabila ia teledor dalam menjalankan ketaatan atau kebaikan ,maka dia menghukum dan mencelanya,kemudian memerintahkannya untuk mengerjakan apa yang telah diteledorlannya lalu mengqadha’ apa yang telah luput atau hilang darinya.Dia menerapkan pendidikan ini kepada dirinya sehingga jiwanya menjadi tenang,bersih dan baik. Inilah tujuan mujahadah nafs (perang terhadap nafsu atau jiwa) .Firman Allah subhannawata’ala :

‘’Dan orang-orang yang berjihad untuk(mencari keridhaan) kami,benar-benar akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami.Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (AL-Ankabut :69)

Seorang muslim ketika memerangi nafsu(jiwanya) di jalan Allah agar jiwanya itu baik,bersih,suci,tentram dan layak menjadi pemilik kemuliaan Allah Subhannawata’ala dan Keridhaannya –Mengetahui bahwa hal itu merupakan kebiasaan orang-orang yang beriman dengan sebnearnya,maka dia akan mengikuti jalan mereka dan menelusuri jejak mereka . Rasulullah salallahu alaihi wassalam melakukan shalat malam sehingga kedua telapak kaki beliau membengkak.beliau pernah ditanya mengapa melakukan seperti itu, maka beliau bersabda :
‘’Tidak senangkah aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR.al-Bukhori)

Perjuangan macam apa yang lebih besar daripada perjuangan ini,demi Allah (tidak ada),Ali pernah bercerita tentang para sahabat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasalam ,beliau berkata ,”Demi Allah aku melihat para sahabat Muhammad dan tidak ada satupun  yang menyamai mereka ,pada pagi harinya mereka dalam  keadaan kusut,berdebu dan kekuning-kuningan(pucat pasi);sungguh mereka telah menghidupkan malam hari dengan sujud dan sholat,membaca kitab Allah denganberganti-ganti mengistirahtakan antara kaki mereka dengan dahi-dahi mereka.”Apabila disebutkan nama Allah Subhanahu wata’ala ,mereka bergoyang laksana bergoyangnya pepohonan  di hari yang berangin dan air mata mereka menetes sehingg membasahi baju mereka.

Abu ad-Darda radiallahu’anhuma berkata ,’’Seandainya kalau bukankarena tiga perkara, maka saya tidak ingin hidup meskipun sehari: Dahaga untuk Allah pada siang hari yang panas(maksudnya puasa),sujud kepada Allah pada tenga malam dan duduk-duduk dengan suatu kaum yang memilih perkataan yang paling baik sebagaimana memilih bah yang paling baik.

Umar bin Al-khaththab radiallahu’anhuma mencaci dirinya karena ketinggalan shalat ashar secara berjamaah,lalu bersedekah dengan  sebidang tanah seharga dua ratus dirhma karenanya. Abdullah bin umar Radiallahu’anhuma ketika beliau ketinggalan suatu shalat asahar secara berjamaah ,maka beliau menghidupkan malam harinya (dengan shalat malam) semalam suntuk;pada suatu hari beliau ketinggalan Shalat maghrib sehingg terbitlah bintang lalu beliau memerdekakan dua budak sahaya.


Sumber : Kitab Minhajul Muslim







Thursday, 6 July 2017

MUHASABAH

MUHASABAH ( INTROSPEKSI  DIRI)




Sesungguhnya seorang muslim itu beramal dalam kehidupan ini siang dan malam untuk mendapat kebahagian dikampung akhirat,dan menekuninya untuk memperoleh kemuliaannya dan keridhaan Allah di dalamnya.
Dunia adalah  ladang beramalnya,maka  seyogyanya dia mememperhatikan ibadah-ibadah fardhu yang diwajibkan kepadanya sebagaiman seorang pedagang memperhatikan modal hartanya ,dan hendaknya memperhatikan ibadah-ibadah sunnahnya  sebagaiman seorang pedagang  memperhatikan keuntungan tambahan atas modal hartanyam,serta memperhatikan maksiat dan dosa seperti layaknya kerugian di dalam perdagangan,lalu menyendiri sesaat di akhir setiap harinya guna memuhasabah(menginstropeksi)dirinya atas amal yang telah dilakukan sepanjang harinya.
Apabila dia melihat kekurangan didalam menjalankan ibadah-ibadah fardhunya,dia akan mencela dan akan menyatakannya jelek lantas bergegas menutup kekurangannya tersebut. Jika ibadah tersebut termasuk ibadah yang boleh diqadha’ maka dia segera mengqadha’nya. Jika bukan maka dia akan menutupinya dengan memperbanyak ibadah-ibadah sunnahnya. Apabila dia melihat kekurangan didalam menjalankan ibadah-ibadah sunnah ,maka dia akan menggantinya dan menutup kekurangannya. Apabila dia melihat kerugian akibat menerjang larangan-larangan,maka dia segera memohon ampunan,menyesal dankembali kepada Allah dan mengerjakan kebaikan yang menurutunya mampu memperbaiki apa yang telah dia rusak.
Inilah tujuan dari Muhasabah diri . Muhasabah merupakan salah satu metode memperbaiki,melatih,menyucikan dan membersihkan diri.
Dalil-dali yang menerangkan teentang muhasabah diri banyak sekali diantaranya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (AL-Hasyr:18)
“Dan bertaubatlah kepada Allah ,hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-nur:31)
Sabda Rasulullah salallahualaihisallam : “Sesungguhnya aku betul-betul bertaubat kepada Allah dan memohon ampunan kepadaNya seratus kali dalam sehari.” (HR Muslim)


Disqus Shortname

sigma2

Comments system

[blogger][disqus][facebook]